Trump, melalui platform Truth Social, berkomentar bahwa jika Newsom dan Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, tidak dapat menjalankan tugas dengan baik, maka pemerintah federal akan intervening. Ia berjanji akan menangani "kerusuhan dan penjarahan" dengan serius.
Aksi protes ini mencerminkan pertarungan politik antara Los Angeles yang dikuasai Partai Demokrat dan Gedung Putih yang dipimpin oleh Partai Republik, yang semakin memperpahit ketegangan antara pemerintah negara bagian dan pemerintah pusat dalam konteks kebijakan imigrasi.
Wakil Presiden JD Vance menyebut para demonstran sebagai "pemberontak" yang menyerang petugas imigrasi sambil membawa bendera asing. Ia mengungkapkan bahwa beberapa pemimpin politik di Amerika Serikat melihat penegakan hukum di perbatasan sebagai suatu tindakan yang salah.
Penasihat senior Gedung Putih, Stephen Miller, menempatkan aksi protes itu dalam konteks "pemberontakan kekerasan." Namun, dua pejabat yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa saat ini pemerintah belum menerapkan Undang-Undang Pemberontakan, yang memungkinkan presiden untuk mengerahkan militer dalam situasi chaos sipil.
Rekaman video yang merekam momen protes di Paramount menunjukkan puluhan orang berseragam hijau lengkap dengan masker gas, berbaris di jalan sementara barang-barang terbalik dan gas air mata menyebar di udara. Menurut saksi mata, beberapa demonstran mulai ditangkap, meskipun kepolisian Los Angeles belum memberikan angka pasti mengenai jumlah penangkapan yang terjadi.
“Warga kini menyadari bahwa mereka tidak akan tinggal diam saat ada pihak yang berusaha menculik pekerja kami,” ujar Ron Gochez, seorang pengunjuk rasa berusia 44 tahun. Ia menekankan pentingnya perlawanan terorganisir sebagai respons terhadap tindakan federal tersebut.
Gelombang protes pertama muncul pada Jumat malam setelah ICE melakukan operasi hukum yang berujung pada penangkapan setidaknya 44 orang karena dugaan pelanggaran imigrasi. Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), sekitar 1.000 orang terlibat dalam kerusuhan pada hari tersebut, meski Reuters belum dapat memvalidasi informasi itu.