"Kami khawatir bahwa keputusan untuk memindahkan ibu saya ke tahanan rumah merupakan upaya licik militer untuk mengamankan diri mereka sendiri dengan menggunakan ibu saya," kata Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi, kepada media.
Pemerintahan Bersatu Nasional juga menyoroti kekhawatiran ini, menyarankan bahwa Suu Kyi bisa diposisikan strategis di instalasi militer kunci, yang berpotensi membuatnya terkena serangan.
Dalam konteks ini, selama berbulan-bulan terakhir, suara-suara tuntutan pembebasan Suu Kyi dan U Win Myint tanpa syarat tetap bergema di seluruh penjuru Myanmar. Meskipun pemindahan ke tahanan rumah, tuntutan untuk pembebasan kedua tokoh ini tetap konsisten.
Situasi politik di Myanmar terus bergejolak sejak kudeta militer pada bulan Februari, yang menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh partai Suu Kyi, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).