Lebih lanjut, Farawo menyebutkan bahwa populasi gajah di Zimbabwe menjadi tidak berkelanjutan, terutama di daerah seperti Taman Nasional Hwange di wilayah barat negara yang gersang. Kehadiran manusia bersaing dengan hewan liar untuk mendapatkan makanan dan air semakin ketat akibat meningkatnya suhu dan menjadi langka sumber daya. Diperkirakan lebih dari 100 gajah mati karena kekeringan pada bulan Desember, dan lebih banyak hewan diperkirakan akan mati karena kehausan dan kelaparan di masa mendatang.
Menteri Lingkungan Hidup Zimbabwe, Sithembiso Nyoni, telah memberikan persetujuan untuk program pemusnahan gajah dengan alasan bahwa Zimbabwe memiliki lebih banyak gajah daripada yang diperlukan, serta lebih banyak gajah daripada yang dapat ditampung oleh kehutanan negara. Pemerintah juga sedang mempersiapkan program serupa dengan Namibia untuk memusnahkan gajah dan mendistribusikan dagingnya kepada masyarakat yang membutuhkan protein.
Di sisi lain, pemerintah Namibia pada bulan lalu menyetujui pemusnahan 723 hewan, termasuk 83 gajah, sebagai upaya untuk mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar. Kondisi kekeringan yang parah meningkatkan potensi konflik tersebut karena sumber daya alam semakin langka. Zimbabwe bahkan kehilangan nyawa manusia akibat serangan gajah pada tahun sebelumnya.