Kereta cepat adalah pemandangan umum di banyak negara Eropa. Jaringan rel yang membentang dari Paris ke Frankfurt, dari Madrid ke Barcelona, atau dari Milan ke Roma bukan sekadar moda transportasi, melainkan tulang punggung konektivitas yang efisien. Di saat sebagian besar negara lain masih mengandalkan jalur konvensional, Eropa telah berinvestasi besar pada kereta berkecepatan tinggi. Keputusan ini bukan tanpa alasan, melainkan hasil dari kombinasi visi politik, kebutuhan ekonomi, dan komitmen lingkungan yang kuat.
Konektivitas Geografis dan Kepadatan Populasi
Salah satu alasan utama Eropa merangkul kereta cepat adalah geografis dan kepadatan populasinya. Benua ini relatif kecil dan memiliki banyak negara yang berdekatan. Jarak antara kota-kota besar di berbagai negara seringkali hanya beberapa ratus kilometer. Jarak tempuh ini terlalu jauh untuk perjalanan mobil yang lambat dan melelahkan, tetapi terlalu dekat untuk penerbangan yang memakan banyak waktu di bandara. Kereta cepat mengisi celah ini dengan sempurna.
Misalnya, perjalanan dari Paris ke London atau dari Brussels ke Amsterdam bisa ditempuh dalam waktu kurang dari dua jam dengan kereta cepat, jauh lebih efisien daripada proses check-in, boarding, dan pengambilan bagasi di bandara. Jaringan yang terintegrasi ini memungkinkan warga Eropa untuk bepergian antarnegara dengan mudah, seolah-olah mereka hanya bepergian antar kota. Kepadatan penduduk di kota-kota besar juga mendukung keberlanjutan ekonomi sistem ini, karena permintaan penumpang selalu tinggi.
Keunggulan Ekonomi dan Logistik