Kehidupan di bawah kekuasaan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) memberikan gambaran suram tentang bagaimana kelompok ekstremis dapat mengubah dinamika sosial, ekonomi, dan politik suatu wilayah. Warga sipil yang tinggal di bawah kekuasaan ISIS menghadapi berbagai tantangan yang ekstrem, mulai dari kekerasan fisik hingga pembatasan hak-hak dasar mereka. Artikel ini akan mengulas pengalaman warga sipil yang hidup di bawah rezim ISIS, berdasarkan kesaksian langsung dan laporan dari berbagai sumber.
Kehidupan Sehari-hari
Warga sipil yang tinggal di wilayah yang dikuasai oleh ISIS menghadapi kehidupan yang penuh ketakutan dan ketidakpastian. Kelompok ini memberlakukan aturan ketat yang seringkali disertai dengan hukuman fisik yang berat bagi mereka yang melanggarnya. Banyak warga yang dipaksa untuk mengikuti interpretasi hukum syariah yang ketat, dengan hukuman seperti cambuk, amputasi, hingga eksekusi publik bagi mereka yang dianggap melanggar.
Pendidikan dan pekerjaan menjadi sektor yang sangat terpengaruh. ISIS mengubah kurikulum sekolah untuk mencerminkan ideologi mereka, menghapuskan subjek-subjek yang dianggap tidak sesuai. Banyak guru dan pegawai pemerintahan yang dipecat atau dipaksa untuk mengikuti pelatihan ideologi ISIS. Para wanita juga dipaksa untuk mengikuti aturan berpakaian yang sangat ketat dan sering kali dilarang bekerja atau bersekolah.
Kekerasan dan Ketakutan
Salah satu aspek paling menonjol dari kehidupan di bawah kekuasaan ISIS adalah kekerasan yang mereka lakukan. Warga sipil sering menjadi korban penyerangan, pembunuhan, dan penyiksaan. Banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarga mereka akibat eksekusi atau penangkapan sewenang-wenang oleh militan ISIS. Kekerasan ini tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis, dengan banyak warga yang hidup dalam ketakutan terus-menerus akan penyerangan atau penindasan.