Di sisi lain, Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, juga menegaskan kembali janji Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan Haniyeh. Dalam panggilan teleponnya dengan mitranya dari Belgia, Hadja Lahbib, Kani mengungkapkan bahwa tindakan tersebut dianggap penting untuk mempertahankan keamanan nasional, integritas teritorial, dan kedaulatan negara Iran.
Kani juga menyinggung bahwa Israel dianggap telah melanggar stabilitas dan keamanan di Asia Barat melalui serangan-serangan yang dilakukannya, termasuk dalam kasus penargetan sekolah di Gaza dan pembunuhan kepala Hamas di Teheran. Hal ini menjadi titik pijak bagi Iran untuk memberikan respons yang tegas terhadap tindakan tersebut.
Dalam konteks ini, pihak Belgia mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait risiko eskalasi konflik di Timur Tengah dan meminta semua pihak, termasuk Iran, untuk menahan diri sepenuhnya. Permintaan ini menggambarkan kekhawatiran internasional akan dampak dari meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
Keseluruhan pernyataan dan tindakan dari Iran dalam konteks ini menunjukkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam atas apa yang mereka anggap sebagai provokasi dari pihak Israel. Respons yang diambil oleh Iran, baik dalam bentuk latihan militer maupun pernyataan-pernyataan keras, menunjukkan bahwa mereka siap untuk melakukan tindakan balasan yang dianggap perlu demi mempertahankan keamanan dan kedaulatan negaranya.