Kejadian ini menambah ketegangan di tengah memburuknya situasi di Gaza. Serangan militer terbaru Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 82 orang, termasuk bayi dan banyak perempuan. Di Khan Younis, 24 korban meninggal dunia, sebagian besar berasal dari satu keluarga. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan militernya akan segera menguasai wilayah Gaza secara penuh, meskipun blokade yang berlangsung selama 11 minggu menyebabkan krisis kemanusiaan yang kian parah.
Sementara bantuan kemanusiaan baru mulai masuk melalui perlintasan Kerem Shalom sejak Senin (19/5/2025), distribusinya terkendala oleh kerusakan infrastruktur dan kekurangan bahan bakar. Di Gaza, warga mengalami kelangkaan kebutuhan pokok, termasuk tepung dan air bersih, yang membuat kehidupan semakin sulit.
Tekanan internasional terhadap Israel pun semakin meningkat. Inggris menangguhkan pembicaraan perjanjian perdagangan bebas, sementara Uni Eropa meninjau ulang kesepakatan dagang yang mensyaratkan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Laporan Uni Eropa mengungkap bahwa hampir setengah dari korban tewas dalam serangan awal Israel di Gaza adalah anak-anak, dan menyoroti pelanggaran hukum internasional oleh kedua belah pihak.