Dalam proses verifikasinya, seorang robot balita diprogram untuk mampu berprilaku sesuai dengan apa yang dipelajari oleh para peneliti. Adapun benda ini diajak berinteraksi dengan para mahasiswa dan pada akhirnya mendapatkan hasil yang sama.
“Jika Anda pernah berinteraksi dengan bayi, ada kecurigaan bahwa mereka melakukan sesatu ketika mereka tersenyum. Mereka tidak hanya melakukan itu secara acak,” jelas Javier Movellan, salah satu penulis studi tersebut.