Namun, tak semua pihak menyambut baik peralihan ini. Di luar pengadilan, Bertrice Pompe menyuarakan kekecewaannya. “Hari ini adalah hari yang menyedihkan. Kami bukan warga Mauritius, dan kami tidak ingin menyerahkan hak kami begitu saja,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Mauritius, Navin Ramgoolam, memuji kesepakatan tersebut sebagai langkah akhir menuju dekolonisasi total. “Ini adalah pengakuan penuh atas kedaulatan kami di seluruh Kepulauan Chagos, termasuk Diego Garcia,” tegas Ramgoolam dalam pidato televisi berbahasa Kreol.
Sejarah yang Panjang dan Kontroversial
Kepulauan Chagos, yang terdiri dari lebih dari 60 pulau kecil, berada di bawah kekuasaan Inggris sejak 1814 setelah direbut dari Prancis. Pada 1965, Inggris memisahkan Chagos dari Mauritius dan membentuk Wilayah Samudra Hindia Britania (British Indian Ocean Territory). Mauritius kemudian merdeka dari Inggris pada 1968.
Kontroversi bermula ketika sekitar 1.500 warga asli Chagos diusir dari pulau mereka pada awal 1970-an guna memberi jalan bagi pembangunan pangkalan udara Diego Garcia, yang kemudian digunakan bersama oleh militer AS dan Inggris. Meski kasus ini telah lama menjadi sorotan internasional, baru pada Oktober 2024 Inggris mengumumkan rencana menyerahkan kedaulatan atas Chagos kepada Mauritius.