Dengan pemanasan rata-rata hanya lebih dari 1C sejauh ini, dunia telah mengalami gelombang panas yang memecahkan rekor, kebakaran hutan, badai dahsyat, punahnya satwa liar, dan ancaman lainnya. Michael Mann, seorang ilmuwan iklim di Universitas Pennsylvania, menegaskan bahwa penting untuk segera menghentikan penggunaan bahan bakar fosil agar dapat melakukan penanggulangan yang efektif terhadap perubahan iklim.
Kekhawatiran terhadap kebijakan lingkungan Trump juga tercermin dalam potensi keputusan AS untuk keluar dari perjanjian iklim Paris dan tidak mematuhi rencana PBB untuk menangani krisis iklim. Dikhawatirkan bahwa hal ini akan memperlemah pengaruh AS dalam perundingan iklim PBB, membatasi tindakan negara itu sendiri terhadap perubahan iklim, dan mengurangi tekanan pada penghasil gas rumah kaca besar lainnya seperti China untuk menyerahkan rencana iklim yang ambisius kepada PBB tahun depan.
Analisis terhadap potensi kebijakan Trump menunjukkan bahwa AS bisa kehilangan tekanan global dalam perbaikan perubahan iklim. Ini disebabkan oleh kemungkinan lemahnya komitmen AS terhadap perjanjian iklim internasional serta pengaruhnya dalam mempengaruhi negara-negara lain untuk berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan lingkungan global.
Selanjutnya, ialah kemungkinan kekhawatiran akan relaksasi regulasi lingkungan di AS. Selain dampaknya terhadap upaya perubahan iklim, deregulasi dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Bukan tidak mungkin hal ini dapat memicu kembali aksi-aksi pengaturan lingkungan dari pemerintah negara-negara lain demi menjaga keseimbangan lingkungan global.