Potret Tunawisma di Berbagai Belahan Dunia
Fenomena tunawisma punya karakteristik unik di tiap negara:
Amerika Serikat: Angka tunawisma di AS cukup tinggi, dengan kota-kota besar seperti Los Angeles, New York, dan Seattle menjadi episentrumnya. Banyak tunawisma di sana adalah veteran perang, individu dengan masalah kesehatan mental kronis, atau mereka yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan kecanduan. Krisis perumahan yang mahal, terutama di kota-kota metropolitan, memperparah kondisi ini. Pemerintah lokal dan organisasi nirlaba berupaya menyediakan penampungan, program rehabilitasi, dan bantuan perumahan, namun skala masalahnya begitu besar.
Eropa Barat: Di negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, atau Prancis, tunawisma juga jadi isu serius. Di sini, selain masalah ekonomi, faktor seperti kurangnya perumahan sosial yang terjangkau, kesulitan adaptasi bagi imigran, dan disintegrasi keluarga juga berperan. Cuaca ekstrem, terutama saat musim dingin, membuat kondisi mereka sangat rentan. Uni Eropa memiliki target untuk mengakhiri homelessness pada tahun 2030, dan banyak kota menerapkan pendekatan "Housing First", di mana tunawisma diberikan tempat tinggal permanen terlebih dahulu sebagai landasan untuk mengatasi masalah lain.
Australia: Meskipun dikenal dengan gaya hidup santainya, Australia juga menghadapi tantangan tunawisma yang meningkat, terutama di kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne. Kenaikan biaya hidup, pasar properti yang tidak terjangkau, dan masalah kekerasan domestik adalah penyebab umum. Jumlah tunawisma dari kalangan penduduk asli (Aborigin dan Torres Strait Islander) juga proporsional lebih tinggi dibandingkan populasi umum, menunjukkan adanya isu struktural.