Erdogan juga mengajak semua anggota aliansi, termasuk NATO, untuk meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Netanyahu guna memastikan tercapainya gencatan senjata dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza yang telah menderita kelaparan selama sembilan bulan. Pernyataan Erdogan ini menunjukkan peran Turki sebagai mediator dan advokat perdamaian di wilayah konflik tersebut.
Selain pernyataan Erdogan, pada Selasa (8/7), Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel sengaja melancarkan misi kelaparan bagi warga Palestina. Badan tersebut juga mencatat peningkatan angka kematian anak-anak Gaza akibat kelaparan dan malnutrisi parah. Akan tetapi, perwakilan Israel di PBB membantah laporan tersebut dan menyebutnya sebagai informasi yang menyesatkan.
Data-data terkait dari PBB memperkuat pandangan Erdogan terkait keadaan kemanusiaan di Jalur Gaza, yang menunjukkan dampak negatif dari konflik yang terus berlanjut. Dengan demikian, penolakan Erdogan terhadap kerja sama NATO-Israel juga didukung oleh laporan PBB yang menyatakan adanya upaya sengaja untuk memperburuk keadaan kemanusiaan di wilayah tersebut.