Tampang.com | Lonjakan ketidakpastian global akibat perang dagang dan tarif tinggi memperparah tekanan terhadap negara berkembang. Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit Gill, menyebut memangkas tarif secara mandiri bisa menjadi salah satu strategi untuk mengangkat kembali perekonomian di tengah gejolak global.
Tarik Ulur Perdagangan Global di Tengah Kebijakan Tarif Tinggi
Gelombang kebijakan tarif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump memicu kekhawatiran luas di antara para ekonom dunia. Pada pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di Washington, isu dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi mendominasi pembahasan.
IMF sendiri telah menurunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,8 persen untuk 2025, menandai perlambatan signifikan yang bisa menyeret banyak negara ke dalam resesi baru.
Negara Berkembang Hadapi Perlambatan Ganda
Sementara koreksi pertumbuhan di negara maju sudah mulai terasa, tekanan bagi negara berkembang belum sebesar itu—namun tanda-tandanya mulai muncul. Volume perdagangan global yang biasanya tumbuh sekitar 8 persen pada awal 2000-an, kini diperkirakan hanya naik 1,5 persen.
Gill menekankan bahwa perlambatan ini terjadi di atas fondasi yang sudah lemah, memperbesar risiko ekonomi bagi negara-negara berkembang.