Tampang

China Ubah Kebijakan E-Commerce: Refund Tanpa Return Dihentikan, Apa Dampaknya Bagi Pedagang?

25 Apr 2025 10:53 wib. 16
0 0
China Ubah Kebijakan E-Commerce: Refund Tanpa Return Dihentikan, Apa Dampaknya Bagi Pedagang?
Sumber foto: iStock

Pemerintah China baru-baru ini mengeluarkan kebijakan yang signifikan terkait platform e-commerce. Kebijakan ini memerintahkan untuk menghentikan praktik refund tanpa return, yang sempat menjadi tren di sejumlah platform online. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk melindungi pedagang dari kerugian finansial, terutama di tengah situasi ekonomi yang sedang melambat. Keputusan tersebut juga merupakan respons terhadap keluhan yang semakin meningkat dari pelaku bisnis mengenai dampak negatif dari kebijakan ini.

Sumber yang mengetahui langsung kebijakan ini menyebutkan bahwa keputusan tersebut dicapai setelah pemerintah menggelar pertemuan dengan berbagai perusahaan besar, termasuk PDD Holdings. Dalam pertemuan itu, diputuskan bahwa kebijakan refund tanpa return harus dihentikan paling lambat pada Juli 2025.

Setelah periode tersebut, hanya pedagang yang dapat memulai proses pengembalian dana, bukan lagi platform atau konsumen. Meskipun belum ada kejelasan tentang tanggal pasti kapan kebijakan ini mulai diberlakukan, hal ini jelas menandai perubahan besar dalam cara platform e-commerce beroperasi di China.

Kebijakan Refund Tanpa Return: Asal Mula dan Kontroversinya

Pada awalnya, kebijakan refund tanpa return diterapkan dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan lebih bagi konsumen dan mempermudah transaksi. Kebijakan ini memungkinkan pembeli untuk mendapatkan pengembalian dana tanpa harus mengembalikan barang yang sudah mereka beli. Hal ini tentu saja memberikan kemudahan bagi pembeli yang merasa tidak puas dengan produk yang diterima atau jika barang yang dibeli rusak.

PDD Holdings, salah satu platform e-commerce terbesar di China, mulai menerapkan kebijakan ini pada 2021. Tidak lama kemudian, pesaing utama mereka seperti JD.com dan Alibaba juga mengikuti langkah serupa. Kebijakan ini dianggap menguntungkan konsumen, karena mereka tidak perlu repot mengembalikan barang jika tidak sesuai dengan harapan mereka. Namun, dalam praktiknya, kebijakan ini menimbulkan dampak yang merugikan bagi para pedagang, terutama dalam hal kerugian finansial.

Para pedagang dari berbagai kategori produk, mulai dari pakaian hingga peralatan rumah tangga, mengeluhkan bahwa kebijakan refund tanpa return membuat mereka harus menanggung kerugian ganda. Selain kehilangan barang yang dikembalikan tanpa ada jaminan pengembalian, mereka juga harus mengembalikan uang kepada konsumen. Hal ini menyebabkan beban keuangan yang besar bagi pedagang, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Kue Lumpur Labu Kuning Lembut dan Simpel
0 Suka, 0 Komentar, 20 Nov 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?