Kebakaran terjadi pada tanggal 24 Juni setelah beberapa sel baterai meledak. Saat kebakaran terjadi, pabrik Aricell sedang menampung sekitar 35.000 sel baterai di lantai dua, tempat di mana baterai-baterai tersebut diperiksa dan dikemas. Karena api litium dapat bereaksi hebat dengan air, petugas pemadam kebakaran harus menggunakan pasir kering untuk memadamkan api, yang membutuhkan waktu beberapa jam untuk dikendalikan.
Korban kebanyakan adalah pekerja asing, dari berbagai negara termasuk Tiongkok dan Laos. Korea Selatan adalah salah satu produsen baterai litium terkemuka yang digunakan dalam berbagai perangkat, mulai dari mobil listrik hingga laptop. Kejadian ini menunjukkan pentingnya penegakan standar keselamatan kerja dan kualitas dalam industri manufaktur, terutama di sektor yang berkaitan dengan bahan berbahaya dan teknologi tinggi. Pabrik-pabrik harus memastikan bahwa proses produksi mereka berada dalam batas-batas keamanan yang sesuai, agar dapat mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang.
Pemerintah Korea Selatan harus mengambil langkah serius dalam memastikan bahwa perusahaan-perusahaan mematuhi regulasi keselamatan kerja dan lingkungan. Inspeksi dan pengawasan perlu ditingkatkan, serta sanksi yang tegas harus diberlakukan kepada perusahaan yang melanggar peraturan. Selain itu, perusahaan-perusahaan perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya pada pelatihan dan pengembangan staf untuk memastikan bahwa mereka memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai dalam menangani bahan berbahaya dan proses produksi yang kompleks.