Penghapusan utang senilai Rp2.683,8 triliun juga dianggap sebagai langkah strategis dalam memberikan dampak sosial yang besar bagi masyarakat AS. Dengan beban utang yang berkurang, diharapkan mahasiswa dapat merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik tanpa harus terbebani oleh masalah keuangan. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk membeli rumah, membuka usaha, dan berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik.
Namun, kebijakan ini juga menuai pro dan kontra di tengah masyarakat AS. Para pendukung kebijakan ini menilai bahwa ini adalah langkah yang agresif dan berdampak besar bagi masyarakat. Sementara itu, para kritikus mengkhawatirkan implikasi dari penghapusan utang tersebut terhadap fiskal negara dan keberlanjutan anggaran pendidikan di masa mendatang.
Pemerintah AS sendiri menjelaskan bahwa kebijakan ini akan memberikan manfaat yang luas dan jangka panjang bagi perekonomian dan masyarakat. Penghapusan utang ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan akses pendidikan, dan mengurangi kesenjangan sosial di negara tersebut.