Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan kepada Venezuela untuk mengadakan pemilu yang bebas dan adil. AS juga mengancam akan menerapkan kembali sanksi jika Venezuela tidak memperbolehkan oposisi untuk mencalonkan diri.
Pada Kamis (28/3/2024), perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS, Matthew Miller, mengecam larangan pencalonan kandidat oposisi di pemilu Venezuela. Dia menyatakan bahwa AS akan terus mendukung upaya internasional untuk memastikan partisipasi seluruh rakyat Venezuela dalam pemilu yang bebas dan adil. Jika tidak ada perubahan dari rezim Maduro terkait pemilu yang adil dan bebas, sanksi kepada industri minyak Venezuela akan diberlakukan pada 18 April.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil, mengecam pernyataan AS sebagai bentuk intervensi urusan dalam negeri Venezuela. Menurutnya, AS berusaha menyembunyikan dinamika internal dari oposisi Venezuela dan memastikan kepentingan AS dan oligarki Venezuela. Gil juga menegaskan bahwa Venezuela telah mengikuti semua prosedur penyelenggaraan pemilu yang akan datang.
Selain AS dan Venezuela, presiden Brasil Lula da Silva dan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengecam tindakan pemerintah Venezuela yang tidak memperbolehkan oposisi untuk mencalonkan dalam pemilu mendatang. Mereka menyatakan penolakan terhadap eksklusi kandidat-kandidat oposisi yang dianggap kredibel dalam proses pemilu di Venezuela. Dalam konteks ini, Lula dan Macron menekankan pentingnya normalitas dalam pemilu Venezuela untuk menghindari masalah di masa mendatang.