Alat pendeteksi TB otomatis ini mengedepankan prinsip diagnosis yang sngat efektif dan pencitraan digital sehingga dapat mengurangi human error serta meningkatkan sensitivitas dan spesifitas. Dewi mengatakan jika alat tersebut memiliki sistem pendukung terpadu untuk pasien TB, seperti adanya pengingat otomatis untuk pengobatan dan kapan waktu untuk berobat, portal informasi dan forum konsultasi.
"Perangkat sistemnya sudah canggih dengan menyesuaikan teknologi yang sudah tersedia seperti aplikasi android maupun SMS," ujar Dewi. Teknologi yang dirancang oleh 6 mahasiswa ini melengkapi teknologi pendeteksi yang sudah banyak digunakan di berbagai negara seperti Sputum Smear Test yang memiliki sensitivitas kurang dari 60% dan hasil tesnya yang inkonsisten. Molecular Paltform yang memiliki akurasi tinggi namun harganya sangat mahal.