Keberlanjutan menjadi salah satu poin kunci dari gerakan farm-to-table ini. Dengan mengurangi jarak antara petani dan konsumen, kita mengurangi kebutuhan akan pengemasan dan transportasi jarak jauh yang menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Selain itu, pertanian lokal cenderung menerapkan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik dan pengurangan penggunaan pestisida sintetis. Dengan demikian, farm-to-table tidak hanya menguntungkan kesehatan kita, tetapi juga kesehatan planet ini.
Namun, meskipun farm-to-table telah membuat kemajuan yang signifikan, masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah aksesibilitas dan ketersediaan bahan-bahan lokal di semua wilayah, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk. Selain itu, ada juga isu-isu terkait dengan harga, di mana makanan organik dan lokal sering kali lebih mahal daripada opsi konvensional.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan konsumen. Pemerintah dapat memberikan insentif untuk pertanian lokal dan menetapkan kebijakan yang mendukung penggunaan bahan-bahan lokal di restoran dan sekolah. Produsen juga perlu terlibat dengan menyediakan opsi yang lebih terjangkau dan memperluas jaringan distribusi mereka. Di sisi konsumen, edukasi tentang manfaat farm-to-table dan pentingnya memilih makanan yang berkelanjutan dapat meningkatkan permintaan akan produk-produk ini.