Pekasam/Tempoyak: Pekasam adalah ikan yang difermentasi, sementara tempoyak adalah durian yang difermentasi. Kedua makanan ini adalah contoh fermentasi tradisional untuk mengawetkan bahan makanan sekaligus menciptakan cita rasa yang sangat kuat dan unik. Proses fermentasi ini meningkatkan asam lemak baik dan probiotik, yang berdampak positif pada kesehatan usus.
Mengapa Kuliner Ini Terlupakan?
Sayangnya, popularitas kuliner fermentasi lokal ini mulai meredup. Beberapa alasannya antara lain:
- Proses Pembuatan yang Tradisional: Fermentasi seringkali butuh waktu dan keahlian khusus, tidak secepat produksi makanan instan.
- Perubahan Pola Konsumsi: Masyarakat modern lebih menyukai makanan siap saji atau yang dianggap lebih "higienis" dan "modern", kadang tanpa memahami manfaat sebenarnya dari makanan tradisional.
- Kurangnya Promosi dan Inovasi: Dibandingkan makanan fermentasi dari negara lain (seperti kimchi atau kombucha yang naik daun), kuliner fermentasi kita kurang gencar dipromosikan atau diinovasikan dalam bentuk yang lebih menarik bagi generasi sekarang.
- Penampilan dan Aroma: Beberapa makanan fermentasi punya aroma atau penampilan yang mungkin tidak familiar atau kurang menarik bagi sebagian orang yang belum terbiasa.
Melestarikan kuliner fermentasi lokal bukan hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga tentang menjaga aset kesehatan tak ternilai. Mendorong konsumsi kembali makanan-makanan ini, baik melalui inovasi produk, edukasi manfaat, atau promosi yang lebih gencar, adalah langkah penting.