Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, memperingatkan pada hari Senin bahwa Rusia dan Barat berada di ambang potensi konfrontasi nuklir.
"Dunia Barat dengan berbahaya berjongkok di ambang bentrokan militer langsung antara kekuatan nuklir, yang dipenuhi dengan konsekuensi yang sangat merugikan," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pesan video kepada peserta Konferensi Nonproliferasi Moskow.
Lavrov dilaporkan menyatakan bahwa dukungan kekuatan nuklir Prancis, AS, dan Inggris untuk Ukraina merupakan risiko strategis serius bagi Rusia.
Komentar-komentar ini muncul setelah Rusia bereaksi dengan marah terhadap Dewan Perwakilan Rakyat AS yang mengesahkan paket bantuan luar negeri sebesar $61 miliar untuk Kyiv akhir pekan lalu.
Ancaman konfrontasi nuklir antara Rusia dan Barat telah memunculkan kekhawatiran global mengenai potensi eskalasi konflik yang dapat membawa dampak yang sangat merugikan bagi kedua belah pihak maupun dunia. Hal ini mengingatkan kita pada era Perang Dingin di mana ancaman perang nuklir terasa mencekam.
Dalam konteks ini, Rusia telah menegaskan bahwa setiap tindakan agresi atau ancaman terhadap kedaulatan negaranya akan dihadapi dengan tegas. Sikap ketegasan ini telah mengundang reaksi keras dari negara-negara Barat, sebagai tanda tegangnya hubungan antara Rusia dan Barat.
Konflik tersebut berpotensi mendatangkan dampak yang merugikan bagi seluruh dunia. Dengan mempertimbangkan jumlah persenjataan nuklir yang dimiliki oleh kedua belah pihak, eskalasi konflik nuklir akan mengancam keamanan global dan menimbulkan konsekuensi yang sangat serius bagi semua pihak. Oleh karena itu, perlu adanya upaya serius dari masing-masing pihak untuk mencegah terjadinya konfrontasi militer secara langsung.