Masalah penyisipan malware atau software berbahaya (malware) ke dalam HP masyarakat telah menjadi hal yang umum pada era digital ini. Namun, fenomena yang lebih mengerikan terjadi di Serbia, di mana polisi dan otoritas intelijen secara diam-diam memasang software mata-mata (spyware) ke ponsel masyarakat. Amnesty International mengungkap kondisi mengerikan ini dalam laporan terbarunya yang berjudul "A Digital Prison: Surveillance and the Suppression of Civil Society in Serbia".
Menurut laporan tersebut, polisi Serbia dan Badan Informasi Keamanan (Bezbedonosno-informativna Agencija/BIA) menggunakan berbagai perangkat lunak yang canggih untuk menginfeksi ponsel para jurnalis, aktivis lingkungan hidup, dan individu tertentu. Produk forensik seluler yang dibuat oleh perusahaan Israel, Cellebrite, digunakan untuk mencuri data dari HP milik jurnalis dan aktivis.
Cellebrite, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Israel, mengembangkan produk bernama Cellebrite UFED yang memungkinkan ekstraksi data dari berbagai perangkat seluler. Perangkat lunak ini dapat mengakses data dari beberapa perangkat Android dan model iPhone terbaru, bahkan tanpa akses ke kode sandi perangkat.
Selain itu, polisi Serbia juga menggunakan sistem spyware Android yang dibuat khusus, NoviSpy, untuk melakukan pengawasan secara diam-diam terhadap perangkat seseorang selama masa penahanan atau wawancara polisi. NoviSpy memiliki kemampuan untuk menangkap data pribadi sensitif dari ponsel target dan bahkan dapat menyalakan mikrofon atau kamera ponsel dari jarak jauh.