Kurangnya Sistem Pengawasan dan Keamanan Sistem keamanan dan pengawasan yang lemah di kampus juga dapat berkontribusi pada meningkatnya kekerasan. Jika kampus tidak memiliki prosedur yang efektif untuk menangani laporan kekerasan atau tidak memiliki sistem pengawasan yang memadai, kasus kekerasan bisa lebih sering terjadi dan tidak terdeteksi.
Pengaruh Media dan Teknologi Akses mudah ke media sosial dan teknologi juga dapat mempengaruhi meningkatnya kasus kekerasan. Cyberbullying dan penyebaran konten negatif melalui platform digital bisa memperburuk situasi, menyebabkan mahasiswa merasa lebih tertekan dan mengalami kekerasan secara online.
Langkah-langkah yang Harus Diambil
Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan Kampus perlu menyediakan program pendidikan yang komprehensif mengenai kesehatan mental dan pencegahan kekerasan. Seminar, workshop, dan kursus tentang manajemen stres, resolusi konflik, dan komunikasi yang efektif dapat membantu mahasiswa mengelola emosi mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko kekerasan.
Membentuk Tim Penanganan Krisis Membentuk tim penanganan krisis di kampus yang terdiri dari profesional kesehatan mental, staf keamanan, dan konselor dapat memastikan bahwa setiap kasus kekerasan ditangani dengan serius. Tim ini dapat bekerja sama untuk memberikan dukungan kepada korban dan melakukan intervensi kepada pelaku.
Memperkuat Kebijakan dan Prosedur Kampus harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas mengenai penanganan kekerasan. Ini termasuk proses pelaporan yang mudah diakses, sistem pengawasan yang ketat, dan prosedur investigasi yang transparan. Dengan kebijakan yang kuat, mahasiswa akan merasa lebih aman untuk melaporkan kekerasan dan yakin bahwa tindakan akan diambil.