Sebagai tambahan, laporan dari media lokal BZ Basel menyebutkan bahwa Thomas setelah digiring untuk melakukan rekonstruksi kejahatan pada bulan Maret 2024, mengakui bahwa pembunuhan terjadi karena tindakan pembelaan diri. Ia mengklaim bahwa Kristina Joksimovic menyerangnya dengan menggunakan sebuah pisau, sehingga ia merasa terancam dan melakukan tindakan ekstrim yang menyebabkan kematian sang istri.
Saat ini, Thomas tengah mengajukan banding pembebasan dari penjara. Namun, upaya tersebut ditolak oleh Pengadilan Federal di Lausanne setelah ia mengaku secara terang-terangan bahwa dirinya lah pelaku di balik peristiwa tragis tersebut. Kasus ini menjadi sorotan merata dan menunjukkan bagaimana kekerasan dalam rumah tangga dapat berujung pada tindakan kriminal yang mengerikan dan tidak manusiawi.
Kasus pembunuhan Kristina Joksimovic oleh suaminya, Thomas, merupakan gambaran nyata dari bahaya kekerasan dalam rumah tangga. Statistik menunjukkan bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga di Swiss, serta di negara-negara lain di Eropa, masih cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga dan mencegah terjadinya tindakan kriminal yang mengerikan seperti kasus yang menimpa Kristina Joksimovic.