Salah satu startup ternama Indonesia, eFishery, tengah menjadi sorotan setelah terungkap adanya dugaan pemalsuan laporan keuangan. Mengutip laporan dari The Straits Times pada Jumat (24/1/2025), hal ini terkuak berkat laporan dari seorang whistleblower yang mengungkap ketidaksesuaian antara data keuangan yang dilaporkan kepada investor dan kondisi sebenarnya.
Dalam laporan kepada para investor, eFishery mengklaim mencatat laba sebesar 16 juta dolar AS selama sembilan bulan pertama tahun 2024. Namun, investigasi internal yang dilakukan oleh dewan direksi menemukan fakta sebaliknya: perusahaan sebenarnya mengalami kerugian sebesar 35,4 juta dolar AS pada periode yang sama.
Perbedaan signifikan ini memunculkan pertanyaan serius tentang integritas laporan keuangan perusahaan, terutama karena eFishery merupakan salah satu startup yang mendapatkan perhatian besar dari investor internasional.
Selain laba yang digelembungkan, laporan keuangan eFishery juga menunjukkan ketidaksesuaian dalam pendapatan. Perusahaan melaporkan pendapatan sebesar 752 juta dolar AS selama periode sembilan bulan pertama 2024. Namun, hasil investigasi mengungkapkan bahwa pendapatan riil hanya mencapai 157 juta dolar AS, jauh di bawah angka yang dilaporkan.
Ketidaksesuaian ini menunjukkan adanya upaya untuk memberikan gambaran yang lebih positif kepada investor mengenai kinerja perusahaan. Langkah ini, jika terbukti dilakukan dengan sengaja, berpotensi melanggar hukum dan etika bisnis.