Kemudian, setelah polisi melakukan penggeledahan lebih lanjut di rumah tersebut, ditemukan kantong plastik hitam berisi kerangka yang diduga merupakan milik mendiang ayah perempuan tersebut. Penemuan ini membuka kemungkinan adanya unsur pidana yang dicoba disembunyikan oleh perempuan tersebut.
Pada saat yang sama, perempuan ini juga diketahui sedang menerima perawatan di rumah sakit karena kondisi kesehatan mentalnya yang buruk. Meskipun detail mengenai pengabdian ayahnya tidak diketahui, namun diperkirakan bahwa pensiun seorang veteran militer di Taiwan mencapai sekitar 49.379 Dolar Taiwan (sekitar Rp 24 juta) per bulan.
Kasus kekerasan dalam rumah tangga seringkali berakhir dengan korban. Namun, dalam kasus ini, kekerasan dalam rumah tangga yang disertai dengan pembunuhan barulah terungkap setelah lebih dari 100 hari.
Kasus seperti ini membawa kita pada realitas pahit bahwa uang seringkali menjadi pemicu terjadinya tindakan kriminal yang tak terduga. Perbuatan yang dilakukan oleh anak tersebut merupakan contoh nyata bagaimana hasrat manusia terhadap uang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Selain itu, kesehatan mental yang tidak stabil juga dapat menjadi faktor pendorong seseorang untuk terjerumus ke dalam tindakan kriminal yang mengerikan. Oleh sebab itu, perlunya perhatian lebih bagi mereka yang mungkin memiliki tanda-tanda kesehatan mental yang tidak stabil agar kejadian serupa dapat dicegah sejak dini.