Kondisi ini biasanya muncul di bagian belakang leher, ketiak, tangan, atau wajah. Menurut Lori Zanini, perubahan ini bisa menjadi tanda resistensi insulin dan peringatan bahwa kadar gula darah meningkat.
8. Rentan Terkena Infeksi Jamur
Gula darah tinggi dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi jamur.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hiperglikemia dapat meningkatkan risiko infeksi jamur di area genital yang disebabkan oleh Candida albicans. Pada perempuan, infeksi jamur ini bisa menyebabkan gatal, kemerahan, nyeri saat buang air kecil, serta keputihan yang kental dan tidak normal.
Dokter Endokrinologi Rail Bandukwala menjelaskan bahwa jamur berkembang dengan cepat di lingkungan yang kaya glukosa. Jika gula darah tinggi, maka lebih banyak glukosa di saluran kemih yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
9. Gusi Berdarah dan Infeksi Mulut
Gusi berdarah dan penyakit gusi adalah komplikasi lain dari kadar gula darah tinggi.
Menurut NIDDK, saat kadar gula darah meningkat, kandungan glukosa dalam air liur juga meningkat. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang dan membentuk plak pada gigi. Jika dibiarkan, plak ini dapat menyebabkan penyakit gusi, yang jika parah bisa berkembang menjadi periodontitis, di mana gusi mulai terlepas dari gigi dan bisa menyebabkan kehilangan gigi.
Kesimpulan
Mengonsumsi gula tambahan memang bisa memberikan kenikmatan sesaat, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, dampaknya terhadap kesehatan bisa sangat serius. Dari sering haus hingga gangguan saraf, tanda-tanda di atas bisa menjadi sinyal bahwa tubuh sudah mengalami overdosis gula.
Untuk mencegahnya, penting untuk mengontrol konsumsi gula sesuai dengan batas yang direkomendasikan, memilih makanan yang lebih sehat, serta rutin memeriksa kadar gula darah. Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.