"Biaya perawatan gagal ginjal kronis yang ditanggung BPJS Kesehatan pada tahun 2024 mencapai Rp 11 triliun. Angka ini cukup besar dan hanya mencakup pasien yang terdaftar di BPJS saja," ujarnya dalam laporan yang dikutip dari Detik.com, Sabtu (15/3/2025).
Ali Ghufron pun mengimbau masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih selektif dalam memilih makanan dan memperhatikan pola konsumsi sehari-hari. Ia mencontohkan bahwa buah semangka yang tampak sangat merah namun bijinya masih putih patut dicurigai karena kemungkinan telah diberikan zat pewarna.
Kebiasaan Mengonsumsi Obat Berlebihan
Selain pola makan, penggunaan obat-obatan juga menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam mencegah gagal ginjal. Banyak orang yang terbiasa mengonsumsi obat secara sembarangan tanpa mempertimbangkan efek sampingnya bagi tubuh. Padahal, beberapa jenis obat seperti antibiotik dan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) jika dikonsumsi berlebihan dapat memberikan tekanan berat pada ginjal.
Ali Ghufron menekankan bahwa untuk keluhan kesehatan ringan, seperti demam atau nyeri ringan, sebaiknya masyarakat mengandalkan metode alami seperti istirahat yang cukup, memperbanyak konsumsi air putih, serta mengonsumsi vitamin sebelum langsung mengonsumsi obat kimia.
Diabetes dan Hipertensi sebagai Pemicu Utama
Tak hanya makanan dan obat-obatan, diabetes serta hipertensi juga berperan besar dalam meningkatkan risiko gagal ginjal kronis. Diperkirakan bahwa sekitar 30 persen kasus gagal ginjal disebabkan oleh kedua penyakit tersebut.
"Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh. Jika seseorang memiliki riwayat diabetes atau hipertensi, maka risiko terkena gagal ginjal akan meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah secara rutin," tambahnya.
