“Data hari terakhir penyelenggaraan haji menunjukkan terdapat 461 jamaah yang wafat, dan penyebab tertingginya adalah penyakit jantung,” ungkap Liliek.
Penyakit jantung pada lansia memang menjadi tantangan medis tersendiri, terutama saat harus menjalani aktivitas ibadah yang intens seperti tawaf, sai, dan wukuf di Arafah. Keletihan, dehidrasi, serta paparan suhu tinggi di Arab Saudi dapat memperparah kondisi kesehatan mereka.
Gangguan Pernapasan Jadi Ancaman Serius
Selain penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan pneumonia juga masuk dalam daftar penyakit yang kerap dialami jamaah, terutama kelompok lansia dan yang memiliki riwayat penyakit kronis. Suasana padat dan bercampurnya jamaah dari berbagai negara meningkatkan potensi penularan virus dan bakteri.
Pneumonia bisa menjadi sangat berbahaya, terutama bagi mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Tanpa penanganan cepat, penyakit ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Strategi Kemenkes: Haji Lebih Ramah Lansia dan Disabilitas
Melihat fakta ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengusung tema “Haji Ramah Lansia dan Disabilitas” pada tahun 1446H/2025M. Sebagai upaya konkret, ada empat kebijakan strategis yang telah disiapkan untuk menekan angka kematian dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan haji:
-
Penguatan Pembinaan Kesehatan di Masa Tunggu
Edukasi dan pembinaan kesehatan sejak masa tunggu haji menjadi langkah awal untuk membiasakan jamaah menjaga kondisi tubuh agar tetap prima sebelum berangkat ke tanah suci.
-
Pemeriksaan Istitaah Kesehatan yang Terstandardisasi
Pemeriksaan ini memastikan jamaah benar-benar dalam kondisi layak untuk menjalankan ibadah secara fisik. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dengan standar medis yang telah ditetapkan.
-
Pengembangan Sistem Rekam Medis Elektronik (RME)
Sistem digital ini memungkinkan tenaga medis untuk memantau riwayat kesehatan jamaah secara real-time, sehingga penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
-
Penguatan Layanan Kesehatan di Arab Saudi
Termasuk penyediaan dokter spesialis, peralatan medis seperti X-ray mobile dan echocardiogram (alat USG jantung), serta fasilitas penunjang lainnya. Tujuannya adalah agar layanan kesehatan tetap optimal dan responsif selama jamaah berada di tanah suci.