Para peneliti mengakui bahwa studi ini memiliki keterbatasan. Mayoritas peserta adalah individu kulit putih berusia 50 tahun ke atas, sehingga temuan belum tentu berlaku untuk populasi yang lebih luas. Selain itu, analisis telomer dilakukan secara pasca-hoc dan tidak dirancang sejak awal sebagai tujuan utama studi. Mereka juga mencatat bahwa sekitar 37 persen data tindak lanjut hilang setelah empat tahun, yang dapat mengurangi kekuatan analisis.
Meskipun demikian, penelitian ini membuka jalan penting untuk pemahaman lebih lanjut tentang peran vitamin D dalam penuaan dan kesehatan jangka panjang