3. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama
Memasak daging atau makanan lain pada suhu sangat tinggi—seperti dibakar atau dipanggang berlebihan—bisa menyebabkan terbentuknya PAH dan HCA (heterocyclic amines). Kedua senyawa ini tergolong karsinogen dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur DNA sel.
Agar risiko ini dapat ditekan, disarankan untuk menggunakan metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan api kecil. Selain lebih aman, cara ini juga bisa menjaga kandungan nutrisi dalam makanan tetap utuh.
4. Produk Olahan Susu
Meski susu dan produk olahannya dikenal kaya kalsium dan bermanfaat bagi tulang, asupan kalsium berlebih justru dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan susu, keju, dan yogurt dapat menurunkan hormon pelindung terhadap sel kanker prostat.
Selain itu, produk susu juga diketahui dapat meningkatkan kadar IGF-1 (insulin-like growth factor 1) dalam tubuh. IGF-1 berperan dalam merangsang pertumbuhan sel, termasuk sel kanker, terutama pada pria.
5. Makanan Manis dan Karbohidrat Olahan
Roti putih, nasi putih, kue-kue manis, sereal tinggi gula, serta minuman bergula adalah bagian dari karbohidrat olahan yang sangat mudah kita temukan sehari-hari. Makanan ini memang menggoda, tetapi efek jangka panjangnya tidak bisa dianggap sepele.
Konsumsi makanan manis dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2, yang menurut sejumlah penelitian, berhubungan erat dengan kanker payudara, ovarium, dan endometrium.
Tak hanya itu, kadar gula darah yang tinggi juga turut dikaitkan dengan kanker usus besar, berdasarkan temuan dalam studi tahun 2017. Maka, mengganti makanan olahan dengan alternatif yang lebih sehat seperti roti gandum, nasi merah, dan biji-bijian utuh adalah pilihan yang lebih baik.