Telur juga memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan dan harga yang relatif murah. Protein dalam telur mudah diserap oleh tubuh dan cocok untuk semua kelompok usia, dari bayi hingga lansia. Dengan konsumsi rutin, telur dapat menjadi solusi sederhana namun sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan protein anak-anak.
Di sisi lain, daun kelor sering dipuji sebagai "superfood" karena kandungan gizinya yang tinggi. Namun, penggunaannya sebagai sumber protein dan kalsium memiliki keterbatasan.
Analisis gizi menunjukkan bahwa kandungan protein daun kelor tidak sebanding dengan susu atau telur, serta mengandung serat kasar yang dapat mengurangi penyerapan nutrisi oleh tubuh. Meskipun kaya akan kalsium, penggunaan daun kelor sebagai pengganti susu dinilai kurang efektif jika tidak dikombinasikan dengan sumber protein lainnya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, peneliti makanan, Daisy Irawan, menyarankan untuk memaksimalkan sumber daya lokal. Alternatif seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, susu kambing, dan jamur pangan yang mudah dibudidayakan di Indonesia dapat menjadi solusi. Kombinasi berbagai bahan makanan ini akan memberikan manfaat gizi yang lebih seimbang dibandingkan hanya bergantung pada satu jenis makanan saja.