Bayi baru lahir memerlukan skrining tiroid untuk mencegah potensi disabilitas intelektual dan menurunkan kecerdasan intelektual (IQ) akibat penyakit tiroid. Profesor Aman B Pulungan, Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), mengungkapkan bahwa setiap satu dari 2.000 hingga 2.500 kelahiran dengan hipotiroid kongenital (HK) memiliki skor IQ di bawah 70 jika tidak diobati. Hal ini dapat menyebabkan disabilitas intelektual.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Profesor Aman juga mengungkapkan bahwa satu dari 1.400 kelahiran bayi yang tidak menjalani skrining tiroid memiliki rata-rata skor IQ di bawah 70 hingga 80. Akibatnya, kemampuan anak dalam menangkap informasi saat memasuki usia dewasa pun turut terganggu.
Dalam upayanya untuk mencegah dampak negatif penyakit tiroid pada anak, Profesor Aman mendorong para orang tua untuk melakukan skrining tiroid pada anak mereka. Dalam hal ini, peran orang tua sangatlah penting untuk memantau kesehatan anak dan menyadari kemungkinan munculnya benjolan di antara kelenjar tiroid pada leher anak.
Berkenaan dengan masalah penyakit tiroid pada anak, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI), Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa hingga saat ini, jumlah bayi yang melakukan skrining tiroid hanya sekitar 1,7 juta anak. Padahal, penanganan yang tepat pada bayi yang menderita HK sejak lahir dapat mencegah risiko disabilitas intelektual dan stunting.