“Ini bukan lagi masalah individu, tapi sudah jadi epidemi gaya hidup,” tambah dr. Amelia.
Label Gizi Tak Dipahami, Edukasi Masih Lemah
Meskipun banyak produk telah mencantumkan label gizi, namun minimnya literasi kesehatan membuat konsumen tetap mengabaikan kandungan gula tinggi dalam produk minuman.
“Sebagian besar orang hanya melihat rasa dan merek. Mereka tak menyadari satu botol bisa mengandung lebih dari 30 gram gula,” kata Nurmawati, aktivis kesehatan dari Jakarta.
Regulasi Lemah, Industri Tak Tersentuh
Pemerintah sebenarnya telah menerapkan cukai minuman berpemanis sejak 2024, namun kebijakan ini belum efektif karena nilai cukai masih terlalu rendah untuk memengaruhi harga di pasaran. Industri juga belum diwajibkan memperbesar label peringatan kesehatan.
“Tanpa intervensi yang tegas, tren ini hanya akan memperparah beban sistem kesehatan nasional,” ujar Nurmawati.