Beberapa negara bahkan mulai mempertimbangkan batasan konten kuliner ekstrem yang berpotensi berbahaya, terutama jika ditonton anak di bawah umur.
Solusi: Edukasi dan Kesadaran Diri
Langkah preventif bisa dimulai dengan membangun kesadaran di level individu: kenali batas tubuh sendiri, jangan ikut-ikutan tren yang bisa merugikan kesehatan. Konten kreator juga diimbau menyertakan peringatan dan tidak menjadikan makanan ekstrem sebagai lelucon.
“Tren bisa berubah, tapi dampak pada tubuh bisa menetap,” tutup dr. Febriani.