3. Bagaimana Terapi Bermain Diterapkan?
Terapi bermain dapat diterapkan dalam berbagai setting, termasuk klinik, sekolah, dan rumah. Berikut beberapa langkah dalam menerapkan terapi bermain:
- Penilaian Awal: Terapis akan melakukan penilaian awal untuk memahami masalah yang dihadapi anak dan menentukan tujuan terapi. Ini bisa melibatkan wawancara dengan orang tua atau pengasuh serta observasi langsung.
- Pemilihan Mainan: Mainan yang digunakan dalam terapi bermain dipilih secara hati-hati untuk mendukung berbagai jenis permainan dan ekspresi emosional. Mainan ini dapat mencakup boneka, alat seni, blok bangunan, pasir dan air, serta permainan peran.
- Sesi Terapi: Sesi terapi bermain biasanya berlangsung antara 30 hingga 50 menit dan dilakukan secara teratur, biasanya seminggu sekali. Dalam sesi ini, anak-anak diberi kebebasan untuk bermain dengan mainan yang mereka pilih sementara terapis mengamati dan berinteraksi sesuai kebutuhan.
- Interaksi dengan Terapis: Terapis akan berperan sebagai pendengar yang aktif dan pemberi umpan balik yang suportif. Mereka akan membantu anak memahami dan mengatasi perasaan serta mendorong perkembangan keterampilan sosial dan emosional.
- Keterlibatan Orang Tua: Orang tua atau pengasuh sering kali dilibatkan dalam proses terapi. Mereka dapat diberikan strategi untuk mendukung anak di rumah dan membantu memperkuat kemajuan yang dicapai selama sesi terapi.
4. Contoh Kasus Terapi Bermain
Berikut beberapa contoh bagaimana terapi bermain dapat membantu anak-anak:
- Anak dengan Kecemasan Sosial: Seorang anak yang merasa cemas dalam situasi sosial dapat menggunakan boneka untuk berlatih percakapan dan interaksi sosial dalam lingkungan yang aman dan tidak mengancam. Terapis dapat membantu anak mengidentifikasi dan mengatasi ketakutan mereka.
- Anak yang Mengalami Trauma: Seorang anak yang mengalami trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga dapat menggunakan pasir dan air untuk menggambarkan pengalaman mereka. Ini memungkinkan mereka untuk mengungkapkan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.
- Anak dengan Gangguan Perilaku: Seorang anak dengan gangguan perilaku dapat menggunakan permainan peran untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan belajar cara yang lebih tepat untuk berinteraksi dengan orang lain.