Tampang

Meluruskan Mitos Menyesatkan Seputar Bedah Caesar

8 Des 2017 08:37 wib. 1.304
0 0
Meluruskan Mitos Menyesatkan Seputar Bedah Caesar

Belakangan mitos malah "bergeser" lagi, di mana bedah caesar dikatakan sebagai ibadah, yakni untuk menyenangkan suami karena vagina dijaga dari kerusakan akibat persalinan.

Mitos lain adalah bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar (konon) menjadi lebih pandai karena kepalanya tidak terjepit di jalan lahir. Sepintas ini logis dan masuk akal. Namun, suatu penelitian cohort selama 18 tahun yang mencakup ribuan pasien di Kanada ternyata memberikan kesimpulan sebaliknya! Tidak ada perbedaan bermakna kecerdasan bayi yang dilahirkan per vaginam maupun bedah caesar, tetapi frekuensi kesakitan (terutama demam karena infeksi) dari bayi-bayi yang dilahirkan dengan bedah caesar jelas lebih tinggi secara bermakna.

Disimpulkan, proses kelahiran (biasa/per vaginam) sangat diperlukan janin sebagai latihan menghadapi dunia di luar rahim, atau disebut juga proses transisi antara dunia dalam rahim dan di luar rahim. Singkatnya, mitos bayi lahir pintar kalau dilahirkan dengan bedah caesar adalah isapan jempol belaka! Apakah Einstein, Isaac Newton, Stephen Hawking, Bill Gates, BJ Habibie dan lain-lain para genius itu lahirnya dengan bedah caesar?

Walaupun terkesan agak terlambat, tetapi langkah melakukan audit terhadap bedah caesar sudah sepatutnya didukung semua pihak, termasuk masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan medis. Bedah caesar karena "permintaan pasien" sering dikatakan sebagai indikasi sosial, yakni tidak ingin merasa sakit waktu persalinan, ingin memilih hari lahir bagi anaknya, ingin agar anaknya "lebih pintar" dan sebagainya.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?