Pola Konsumsi Berubah, Penyakit Tidak Menunggu
Lonjakan konsumsi fast food paling tinggi terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Bahkan kini menjamur di kota lapis kedua, memperluas dampaknya ke semua lapisan masyarakat.
“Banyak pasien muda usia 20-an yang sudah mengalami tekanan darah tinggi dan kolesterol karena pola makan tak terkontrol,” tambah dr. Maya.
Marketing dan Diskon Membutakan Kesadaran Konsumen
Diskon dan promo besar-besaran yang ditawarkan restoran cepat saji menjadi magnet tersendiri, terutama bagi anak muda dan keluarga. Sayangnya, ini menciptakan ilusi bahwa makanan cepat saji adalah pilihan ‘aman’ dan ‘terjangkau’.
“Dengan Rp30 ribu bisa kenyang, tapi kalau sering, efeknya bisa puluhan juta untuk pengobatan di masa depan,” tegas Maya.
Solusi: Edukasi Nutrisi dan Alternatif Makanan Sehat
Pakar menyarankan agar edukasi tentang pola makan sehat ditanamkan sejak dini, baik di sekolah maupun lingkungan kerja. Pemerintah juga diharapkan aktif mendorong produsen makanan lokal menghadirkan opsi sehat yang terjangkau dan praktis.