Tampang.com | Sejak pandemi COVID-19 melanda, kasus gangguan kesehatan mental melonjak tajam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sayangnya, upaya penanganan di tingkat layanan primer masih tertinggal, terutama di daerah-daerah pelosok yang nyaris tidak memiliki tenaga psikolog atau psikiater.
Gangguan Mental Jadi Bom Waktu Pasca Pandemi
Rasa kehilangan, tekanan ekonomi, isolasi sosial, dan ketidakpastian hidup pasca pandemi membuat banyak orang mengalami stres berat, depresi, hingga gangguan kecemasan. Data Kemenkes menunjukkan peningkatan signifikan kunjungan ke layanan konsultasi psikologis sejak 2021.
“Orang tua saya tidak paham, mereka pikir saya hanya kurang bersyukur. Padahal saya sudah coba bertahan,” cerita Rina, warga Blora yang mengalami depresi ringan sejak pandemi.