“Padahal justru sebaliknya, orang yang berani bicara soal kondisi mentalnya adalah mereka yang ingin tetap sehat dan produktif,” jelas Dr. Lila Handayani, psikolog industri dan organisasi.
Selain itu, masih banyak perusahaan yang tidak memiliki edukasi atau pelatihan terkait kesehatan mental di tempat kerja. Akibatnya, HRD dan manajer seringkali tidak tahu bagaimana merespons jika ada karyawan yang mengalami tekanan mental.
Peran Perusahaan dalam Membangun Budaya Sehat
Pakar menilai bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental. Ini mencakup transparansi komunikasi, keseimbangan kerja-hidup, dan ruang aman bagi karyawan untuk berbicara.
“Tidak cukup hanya dengan program sekali setahun. Perusahaan perlu membangun budaya yang mengizinkan karyawan merasa aman untuk bicara tanpa takut dihakimi,” tambah Dr. Lila.
Beberapa perusahaan progresif mulai menerapkan kebijakan seperti hari kesehatan mental, layanan konseling gratis, dan pelatihan bagi manajer agar lebih peka terhadap tanda-tanda stres atau burnout pada karyawan mereka.