Penggunaan obat berbasis sel genetik ini menjadi harapan baru bagi pasien, dengan tingkat keberhasilan kesembuhan yang diklaim mencapai di atas 90%. Obat-obat ini ditujukan untuk penyakit kronis seperti kanker dan masalah tulang yang sulit disembuhkan.
Indonesia sendiri juga telah mampu memproduksi produk biologis, membuktikan kemampuan dalam produksi insulin dan vaksin. Misalnya, insulin diproduksi secara mandiri karena kasus diabetes yang tinggi di Indonesia. Selain itu, vaksin juga sudah diproduksi dalam negeri sebanyak 10 jenis dari 14 antigen vaksin rutin yang digunakan oleh Kementerian Kesehatan.
Menurut Lucia, produksi obat biologis ini memerlukan teknologi yang lebih canggih, seperti obat kanker yang berbasis biologi antibodi monoklonal. Namun, hal ini harus didukung dengan riset-riset berkualitas tinggi untuk memastikan bahwa Badan POM memiliki fondasi yang kuat dalam memberikan izin edar, berdasarkan pada evidence-based yang solid.