“Begadang yang terus-menerus memperburuk fungsi otak, terutama pada anak muda yang masih dalam masa perkembangan kognitif,” kata dr. Zaky Firmanda, psikiater dari RSUP Persahabatan.
Normalisasi Begadang Perlu Dikritisi
Fenomena hustle culture dan maraknya hiburan digital 24 jam mendorong generasi muda mengurangi waktu tidur. Apalagi, masih banyak masyarakat yang menganggap tidur cukup itu kemewahan, bukan kebutuhan biologis utama.
“Ini bukan masalah malas atau rajin. Tidur cukup adalah kebutuhan dasar manusia, bukan bonus,” tegas dr. Amelia.
Solusi: Edukasi dan Rutinitas yang Sehat
Penting untuk mengedukasi publik soal sleep hygiene—mulai dari mematikan gadget satu jam sebelum tidur, membuat jadwal tidur tetap, hingga menghindari kafein malam hari. Pemerintah pun disarankan membuat kampanye sadar tidur sebagai bagian dari program kesehatan nasional.