Gejala hepatitis A biasanya hilang dengan sendirinya dan hampir semua orang bisa sembuh. Namun, penyakit ini dapat memicu gagal hati yang bisa berakibat fatal, Hepatitis A cenderung menjadi wabah di tempat-tempat yang makanan atau airnya terkontaminasi, seperti di Shanghai, China, pada tahun 1998. Semenjak wabah di Shanghai yang menyebabkan 300.000 orang terinfeksi, pemerintah China memulai program imunisasi hepatitis A.
WHO menjabarkan gejala hepatitis antara lain termasuk, Demam, Kelelahan, Kehilangan nafsu makan,Diare, Mual, Nyeri perut, Urine berwarna gelap dan feses pucat, Jaundice (penguningan kulit dan mata).
Namun, banyak orang dengan hepatitis hanya mengalami gejala ringan – atau bahkan sama sekali tidak menunjukkan gejala. Data terbaru dari WHO menunjukkan bahwa hanya 13% orang di dunia yang didiagnosa hepatitis B kronis. Sementara mereka dengan hepatitis C kronis yang telah didiagnosis jumlahnya hanya 36%.
Yang membahayakan adalah ketika orang yang sudah mengidap virus menularkannya tanpa sadar. Hal inilah yang membuat WHO dan yayasan-yayasan medis mendesak agar lebih banyak orang melakukan tes. Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A. Namun, kebanyakan orang yang terkena penyakit ini cenderung pulih dengan cepat. Tubuh pun cenderung bisa kekebalan terhadap hepatitis A, Hepatitis B dan C kronis dapat diobati dengan obat antivirus. Terapi ini memperlambat perkembangan sirosis dan mengurangi kemungkinan terkena kanker hati.
Vaksin untuk mencegah hepatitis A dan B saat ini sudah tersedia. Vaksin hepatitis B diberikan kepada bayi saat lahir dan dapat mencegah bayi tertular ibu mereka, Vaksin hepatitis B juga melindungi tubuh dari terkena hepatitis D, Tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Sementara vaksin untuk hepatitis E belum tersedia secara luas.
Menurut WHO, penyebaran hepatitis A dapat dicegah melalui:
- Mencuci tangan secara teratur sebelum makan dan setelah menggunakan toilet
- Pasokan air minum yang aman di masyarakat
- Pembuangan limbah yang benar di masyarakat
WHO menyatakan bahwa hepatitis B, C, dan D dapat dihindari dengan cara, melakukan seks secara aman dengan menggunakan kondom serta mengurangi jumlah pasangan seks, tidak berbagi jarum suntik untuk narkoba, tindik, atau tato, untuk hepatitis B, cuci tangan setelah kontak dengan darah, cairan tubuh, atau permukaan yang terkontaminasi