Dalam era digital seperti sekarang ini, informasi tentang kesehatan dapat diakses dengan mudah melalui internet. Namun, kemudahan ini sering kali membuat banyak orang terbawa arus dan melakukan self-diagnosis, terutama ketika mengalami gejala tertentu. Meskipun niatnya baik, praktik ini dapat berpotensi membahayakan, terutama dalam kasus infeksi bakteri.
Self-diagnosis sering kali dilakukan karena keinginan untuk segera mengetahui kondisi kesehatan tanpa harus mengunjungi dokter. Banyak orang mencari informasi dari artikel kesehatan online atau forum diskusi. Namun, informasi yang diperoleh tidak selalu akurat atau dapat diandalkan. Setiap individu memiliki respons tubuh yang berbeda terhadap infeksi, dan gejala yang muncul bisa berbeda-beda. Dengan demikian, self-diagnosis dapat menyebabkan kesalahpahaman yang serius mengenai kondisi kesehatan seseorang.
Salah satu bahaya utama dari self-diagnosis adalah keterlambatan dalam penanganan infeksi bakteri yang sebenarnya. Infeksi bakteri memerlukan penanganan medis yang tepat, seperti penggunaan antibiotik. Ketika seseorang mengabaikan gejala dan memilih untuk mendiagnosis dirinya sendiri, kemungkinan besar mereka akan gagal dalam mengenali tanda-tanda infeksi yang memerlukan perhatian medis segera. Hal ini bisa berakibat fatal, terutama jika infeksi tersebut sudah menyebar atau menjadi lebih parah.