Selain teknik diafragma, ada juga metode pernapasan 4-7-8 yang dapat membantu mengatasi gangguan kecemasan. Metode ini bekerja dengan menghentikan sirkulasi negatif yang dapat muncul dari kecemasan. Caranya adalah dengan menarik napas melalui hidung selama 4 detik, menahan napas selama 7 detik, dan menghembuskan napas perlahan-lahan melalui mulut selama 8 detik. Mengulangnya beberapa kali dapat membantu tubuh untuk lebih rileks dan mengurangi serangan kecemasan.
Meditasi mindfulness juga sering digunakan bersamaan dengan terapi pernapasan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Melalui meditasi, individu diajak untuk fokus pada saat ini dan mengamati sensasi pernapasan tanpa menghakimi. Kombinasi antara pernapasan yang dikendalikan dan perhatian yang penuh dapat memberikan rasa tenang dan kedamaian dalam diri ketika kecemasan mulai muncul.
Konsistensi dalam melakukan latihan pernapasan sangat penting untuk memperoleh manfaat penuh dari terapi ini. Sisipkan latihan pernapasan ke dalam rutinitas harian, terutama saat kita merasakan gejala kecemasan mulai muncul. Walaupun mungkin awalnya terasa sulit, semakin sering kita berlatih, kemampuan kita untuk mengelola kecemasan pun akan semakin meningkat.
Terapi pernapasan juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Ini memberikan fleksibilitas bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan untuk meredakan gejala kapan pun diperlukan. Dengan pendekatan yang mudah diakses ini, individu tak perlu bergantung pada obat-obatan atau terapi yang lebih kompleks, sehingga dapat secara aktif berpartisipasi dalam proses penyembuhan diri.