Tampang

Apakah “Gula Darah Normal” Begitu Aman? Temuan Mengejutkan soal Fungsi Otak pada Orang Sehat

17 Apr 2025 08:38 wib. 77
0 0
Apakah “Gula Darah Normal” Begitu Aman? Temuan Mengejutkan soal Fungsi Otak pada Orang Sehat
Sumber foto: iStock

Selama ini, sebagian besar penelitian fokus pada bagaimana diabetes memengaruhi otak. Namun studi terkini dari Baycrest Health Sciences bekerja sama dengan University of Toronto justru menunjukkan bahwa kadar gula darah yang relatif tinggi—meski masih dalam rentang bukan diabetes—dapat berdampak pada fungsi otak dan sistem saraf otonom pada orang dewasa sehat. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Neurobiology of Aging ini mengungkap hubungan menakjubkan antara hemoglobin terglikasi (HbA1c), variabilitas detak jantung (HRV), dan konektivitas otak, terutama pada kelompok usia lebih tua dan pada wanita.

Mengapa Penelitian Ini Dilakukan?

Selama ini, pasien diabetes diketahui sering mengalami gangguan pada bagian otak yang mengatur proses otomatis tubuh—seperti mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Tim peneliti ingin mengetahui apakah pola serupa juga terlihat pada individu sehat, tanpa riwayat diabetes. Mereka menelaah data dari LEMON dataset, yang berisi informasi terperinci tentang interaksi antara kondisi pikiran, tubuh, dan emosi.

Metodologi: Siapa dan Bagaimana

Dari 227 relawan, para peneliti memilih 146 orang yang lengkap datanya: 114 peserta muda (ratarata usia 25 tahun) dan 32 peserta tua (ratarata usia 68 tahun), dengan perwakilan perempuan dan lakilaki. Setiap peserta menjalani:

  1. Pemeriksaan HbA1c melalui sampel darah untuk mengukur ratarata kadar gula darah tiga bulan terakhir.
  2. Pencitraan otak memakai fMRI saat kondisi istirahat untuk menilai kekuatan konektivitas antarwilayah otak—terutama yang mengatur sistem saraf otonom.
  3. Rekaman EKG untuk menghitung HRV, dengan fokus pada dua parameter: RMSSD (root mean square of successive differences) dan komponen frekuensi tinggi (HF), indikator aktivitas parasimpatik.

HbA1c Tinggi dan HRV yang Menurun

Hasil analisis mengonfirmasi bahwa peserta dengan HbA1c lebih tinggi cenderung memiliki HRV yang lebih rendah—pertanda aktivitas sistem saraf parasimpatik yang melemah. Semakin tinggi kadar hemoglobin terglikasi, semakin sedikit variasi detak jantung harian mereka. Temuan ini signifikan karena HRV rendah selama ini dikenal sebagai faktor risiko masalah kardiovaskular.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Hijab Voal Lagi Laris Dimana-mana
0 Suka, 0 Komentar, 22 Jan 2019

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?