Selain itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi memori. Selama tidur, otak kita melakukan proses pengolahan informasi yang sangat penting. Ini adalah saat otak menyimpan memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang. Ketika tidur terganggu atau tidak cukup, proses ini akan terhambat dan akhirnya berpotensi menyebabkan masalah dalam pembelajaran. Seseorang yang kurang tidur cenderung memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam mengingat informasi, sehingga berdampak pada performa akademik dan kualitas kerja mereka.
Dampak kurang tidur terhadap kesehatan otak juga terkait dengan kondisi emosional. Tidur yang tidak cukup dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Kurang tidur dapat mengganggu pengaturan emosi dan membuat seseorang lebih sulit untuk menghadapi stres. Hal ini dapat menyebabkan iritabilitas dan perubahan suasana hati yang drastis, yang pada akhirnya memengaruhi interaksi sosial dan hubungan pribadi.
Lebih jauh lagi, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat berkontribusi pada penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Selama tidur, otak beregenerasi dan menghilangkan toksin, termasuk beta-amiloid yang dapat menyebabkan kerusakan saraf. Dengan demikian, ketika seseorang terus-menerus mengalami kurang tidur, risiko terkena penyakit ini dapat meningkat.