Tampang.com | Meski pemerintah telah menggulirkan berbagai program penanggulangan stunting, angka kasus anak dengan kondisi gagal tumbuh masih tinggi di banyak daerah. Data Kementerian Kesehatan terbaru per awal 2025 menunjukkan prevalensi stunting nasional berada di angka 21,5%, jauh dari target ideal di bawah 14%.
Stunting bukan sekadar tubuh pendek, tapi menandakan kekurangan gizi kronis sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya bisa menurunkan kecerdasan, imunitas, bahkan produktivitas saat dewasa nanti.
“Program yang hanya membagikan makanan tambahan atau suplemen tidak akan cukup jika tidak dibarengi perbaikan sanitasi, pendidikan gizi, dan pemberdayaan ekonomi keluarga,” kata dr. Aditya Ramelan, ahli gizi masyarakat.