Seorang dokter spesialis penyakit dalam dan onkologi, Ronald A Hukom dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (PERHOMPEDIN), menyampaikan beberapa alasan mengapa banyak pasien kanker asal Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri, terutama Malaysia.
Fenomena ini disebutnya berdampak pada kehilangan pendapatan negara hingga Rp170 triliun setiap tahun. Namun, tidak hanya kurangnya tenaga medis yang menjadi penyebab utama, namun faktor lain seperti ketepatan diagnosis, ketersediaan obat, dan durasi waktu pelayanan juga turut berkontribusi terhadap keputusan pasien untuk berobat ke luar negeri.
Salah satu alasan utama adalah masalah biaya pengobatan kanker di Indonesia yang relatif mahal. Beberapa obat dan perawatan baru kanker belum tercover atau ditanggung oleh BPJS Kesehatan. "Obat-obat kemoterapi tidak murah, BPJS belum menyetujui obat-obat tertentu karena katanya terlalu mahal.