Tapi meski permainannya kasar, para periset penelitian belum menemukan korelasi antara bermain game dan menunjukkan perilaku kekerasan dalam kehidupan nyata.
Dalam penelitian pada tahun 2004 oleh Dinas Rahasia A.S., hanya seperdelapan penembak sekolah yang secara teratur bermain video game kekerasan.
Dalam penelitian tersebut, lebih dari separuh penyerang menunjukkan ketertarikan pada kekerasan, melalui film, video game, buku dan media lainnya. "Namun, tidak ada satu jenis ketertarikan yang sama dalam kekerasan yang ditunjukkan. Sebaliknya, kepentingan penyerang dalam tema kekerasan mengambil berbagai bentuk," menurut laporan tersebut.
Selain itu, periset di University of York di Inggris tidak menemukan bukti bahwa video game membuat pemain lebih ganas. Lebih dari 3.000 peserta berpartisipasi dalam penelitian ini.